Irene Knight, seorang anggota Mothers4Gaza, mengatakan bahwa mereka ingin berdiri dalam solidaritas bersama para ibu dan anak-anak di Palestina. "Telah terjadi begitu banyak kehancuran di Palestina. Ada pengeboman dan kelaparan, semuanya disebabkan oleh rezim Israel," kata Knight. "Namun, tampaknya tidak ada urgensi di dunia untuk menghentikannya, dan kami datang ke sini untuk memprotes hal itu."
Knight menyerukan kepada pemerintah-pemerintah Barat untuk menghentikan pendanaan dan pengiriman senjata ke Israel. "Pemerintah dan lembaga yang tetap diam dan terlibat perlu bertindak. Genosida ini harus diakhiri. Israel harus dihentikan dari pemusnahan Palestina," ujarnya.
Greer Blizzard, anggota Mothers4Gaza lainnya, menarik persamaan antara situasi di Gaza dan sejarah Afrika Selatan sendiri, dengan mengatakan bahwa warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat telah mengalami puluhan tahun apartheid sistemik, dan sudah saatnya dunia mengakhirinya.
Otoritas kesehatan di Gaza sebelumnya melaporkan bahwa total 154 orang, termasuk 89 anak-anak, tewas karena kelaparan dan malanutrisi.
Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) melaporkan bahwa hampir seluruh dari 1,2 juta anak-anak di Gaza membutuhkan dukungan kesehatan mental dan psikososial, serta menderita depresi, kecemasan, dan keinginan untuk bunuh diri.