Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi pada Selasa (12/8) kembali menegaskan "penolakan penuh" Mesir terhadap langkah-langkah sepihak di Cekungan Nil Timur, seraya memperingatkan bahwa negara tersebut tidak akan mengabaikan segala bentuk ancaman terhadap keamanan perairannya.

Dalam konferensi pers gabungan bersama Presiden Uganda Yoweri Museveni yang sedang berkunjung, Sisi mengatakan bahwa Mesir mendukung pembangunan di negara-negara di Cekungan Nil dan siap membantu membiayai pembangunan Bendungan Angololo yang direncanakan Uganda dan Kenya, asalkan proyek-proyek tersebut tidak memengaruhi porsi air Nil Mesir.

Dia menekankan bahwa Mesir sepenuhnya bergantung pada Sungai Nil dan "menyerahkan bagian mana pun dari sungai itu sama dengan menyerahkan nyawanya."

Sisi mengutarakan harapannya bahwa komite dengan tujuh anggota yang dipimpin Uganda dapat mencapai konsensus, sehingga semua negara di cekungan itu dapat memperoleh keuntungan.

Dalam sebuah unggahan di platform media sosial X, presiden Uganda mengatakan bahwa "kita harus mempertimbangkan kebutuhan global semua negara di Cekungan Nil, alih-alih hanya fokus pada hak-hak historis."

Pembicaraan tersebut juga mencakup penguatan hubungan politik, komersial, dan investasi, serta penandatanganan perjanjian mengenai pengelolaan air, pertanian, investasi, dan diplomasi.

Negara-negara hilir Mesir dan Sudan telah berulang kali menyuarakan kekhawatiran terkait porsi air mereka setelah pembangunan Bendungan Hidase Ethiopia (Grand Ethiopian Renaissance Dam/GERD) oleh Ethiopia yang berada di hulu. Negosiasi trilateral selama bertahun-tahun gagal menghasilkan perjanjian hukum yang mengikat mengenai aturan pengisian dan pengoperasian bendungan tersebut.

Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kairo.

(XHTV)