CARAPANDANG - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana merelokasi beberapa unit kerja ke lokasi baru. Selain itu, WHO juga akan menghentikan sebagian program sebagai respons terhadap tekanan anggaran yang meningkat.
Melansir dari Reuters, Jumat (22/8/2025), langkah ini dilakukan setelah lebih dari 400 staf meninggalkan badan tersebut sejak Januari lalu. Dokumen internal yang dilihat Reuters menjelaskan detail rencana relokasi, termasuk pemindahan sebagian fungsi dari markas besar di Jenewa.
Tim darurat kesehatan akan dipindahkan ke Berlin, sementara unit operasi dan logistik akan dipindahkan ke Dubai. Selain itu, departemen tenaga kesehatan dan keperawatan akan dipindahkan ke Lyon, Prancis, pada Januari mendatang.
Selain itu, fungsi pengobatan tradisional akan dipindahkan ke Jamnagar, India, pada Juli 2026. WHO menyebut relokasi ini dapat menghemat hingga US$3,3 juta (Rp53,9 miliar) per tahun, meski membutuhkan biaya awal untuk pelaksanaannya.
Saat ini, sekitar 31 persen staf WHO atau hampir 3.000 orang berbasis di Jenewa. Tekanan anggaran semakin berat sejak Amerika Serikat memutuskan keluar dari WHO, yang diumumkan pada hari pertama pemerintahan Donald Trump.
Pada Mei, WHO memangkas anggaran 2026-2027 sebesar 21 persen menjadi US$4,2 miliar (Rp68,7 triliun) dan telah mengurangi separuh tim manajemennya. Dokumen yang dibagikan kepada negara anggota dan pengamat juga menyoroti rencana pengurangan pekerjaan di kantor regional.